JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia <p style="text-align: justify;">Papuasia Journal of Forestry is a peer-reviewed journal concerning silviculture, forest ecology, conservation and biodiversity, forest resources, forest technology, and forest management. Papuasia Journal of Forestry issued articles regularly with the Papuasia Biodiversity Research Association and Forestry Faculty University of Papua. Every volume is issued in one year and divided into two editions: the first edition published in January - June and the second edition published in July - December.</p> <p style="text-align: justify;">Jurnal Kehutanan Papuasia adalah peer reviewed jurnal tentang ilmu silvikultur, ekologi hutan, konservasi dan biodiversitas sumber daya hutan, teknologi hasil hutan, dan manajemen hutan. jurnal Kehutanan Papuasia (JKP) diterbitkan secara berkala oleh Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia dan Fakultas Kehutanan Univesitas Papua. satu volume diterbitkan dalam satu tahun dan dibagi dalam dua nomor yaitu edisi Januari - Juni dan Juli - Desember.</p> en-US reinnardcabuy@gmail.com (Reinardus Liborius Cabuy S.Hut., M.S) steven.buiney@gmail.com (Steven Buinei, A.Md.Hut) Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Analisis Tingkat Kesehatan Hutan Reboisasi di Bukit Golo Lusang Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/456 <p>Penelitian dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan hutan reboisasi Golo Lusang dengan mengamati paramater dalam setiap indikator metode FHM seperti indikator vitalitas dengan parameter kerusakan pohon, produktivitas dengan parameter diameter pohon, biodiversitas dengan parameter keanekaragaman dan kekayaan, dan kualitas tapak dengan parameter keasaman tanah. Penelitian dilakukan pada 2 klaster plot pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan tingkat klaster plot sebesar 0,5875 klaster plot 1, dan sebesar 0,9975 klaster plot 2 yang berarti tingkat kesehatan hutan reboisasi Golo Lusang dinilai dari indikator vitalitas parameter kerusakan pohon berkategori sehat. Hasil pengukuran produktivitas yaitu 0,021 m<sup>2</sup> rata-rata LBDS klaster plot 1 dan 0,016 m<sup>2 </sup>rata-rata LBDS klaster plot 2. Sedangkan nilai volume sebesar 0,17 m<sup>3</sup> rata-rata volume klaster plot 1 dan 0,14 m<sup>3</sup> rata-rata volume klaster plot 2. Penilaian biodiversitas dengan parameter kekayaan jenis menunjukkan angka 1,0325 klaster plot 1 (rendah) dan 2,9425 klaster plot 2 (sedang) serta parameter keanekaragaman jenis menunjukkan angka 1,0475 klaster plot 1 (sedang) dan 2,1925 klaster plot 2 (sedang). Penilaian kualitas tapak klaster plot 1 sebesar 6,67 dan klaster plot 2 sebesar 6,83 menunjukkan kualitas tapak pada area reboisasi Golo Lusang berkategori baik.</p> Servasius Gratia Edon, Wilhelmina Seran, Pamona Silvia Sinaga Copyright (c) 2023 Servasius Gratia Edon, Wilhelmina Seran, Pamona Silvia Sinaga https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/456 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 Kualitas Daya Lekat, Nilai Kilap, Fleksibilitas dan Kekerasan Beberapa Jenis Bahan Finishing yang Diaplikasikan Pada Kayu Mahoni https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/459 <p>Kayu mahoni banyak digunakan sebagai bahan furnitur. Jenis bahan <em>finishing</em> yang digunakan berpengaruh terhadap kualitas akhir <em>finishing</em> yang dihasilkan. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakter lapisan <em>finishing</em> <em>water based </em>dan <em>solvent based </em>(Poliuretan/ PU dan Nitroselulosa/ NC) yang diaplikasikan pada kayu mahoni. Kayu mahoni disiapkan permukaannya kemudian diberi perlakuan bahan <em>finishing</em>. Pengujian yang dilakukan adalah daya lekat (<em>cross cut</em>), nilai kilap (<em>glossy test</em>), fleksibilitas (<em>coin test</em>), dan kekerasan (<em>pencil hardness</em>). Hasil pengujian daya lekat menunjukkan bahwa <em>finishing</em> WB dan PU termasuk kelas 5 (kualitas tertinggi) sedangkan lapisan <em>finishing</em> NC kelas 3. Lapisan <em>finishing</em> PU juga memiliki nilai kilap kelas <em>high gloss</em>, sedangkan lapisan finishing NC dan WB termasuk <em>gloss </em>dan <em>semi gloss</em>. Ditinjau dari pengujian fleksibilitas maka lapisan <em>finishing</em> WB, NC dan PU termasuk kelas 5 (sangat baik). Lapisan <em>finishing</em> yang memiliki nilai kekerasan tertinggi sampai terendah yaitu PU (6H), NC (5H), dan WB (H). Berdasarkan hasil pengujian, Lapisn finishing PU memiliki kualitas paling bagus digunakan pada kayu mahoni.</p> Arip WIJAYANTO Copyright (c) 2023 Arip WIJAYANTO https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/459 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 Strategi Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan Destinasi Health Ecotourism Pemandian Air Panas Bayanan Sragen https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/463 <p>Pemandian air panas (PAP) Bayanan merupakan salah satu wisata unggulan Sragen yang memiliki daya tarik sebagai <em>health ecotourism</em>, tetapi pengelolaan yang ada belum dilakukan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengelolaan ekowisata berkelanjutan di PAP Bayanan. Penelitian ini berlokasi di PAP Bayanan, Kecamatan Sambirejo, Ksbupaten Sragen, Jawa Tengah dari bulan Maret hingga Juni 2023. Jenis penelitian ini ialah metode kombinasi dengan teknik pengambilan data primer melalui observasi dan dokumentasi, wawancara mendalam, dan kuesioner dengan metode <em>Delphi</em>, serta data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka. Informan terdiri dari 11 responden <em>Stakeholder </em>terkait yang dipilih secara <em>purposive sampling. </em>Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan skoring skala <em>Likert</em>, deskriptif kualitatif, dan analisis SWOT (<em>Strength, Weakness, Opportunity, Threat</em>) kuantitatif dengan menggunakan model matriks IFAS (<em>Internal Factor Analysis Summary</em>) dan EFAS (<em>External Factor Analysis Summary</em>). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan ekowisata PAP Bayanan memiliki nilai IFAS-EFAS (2.05;1.56) dan grafik <em>Grand Strategy</em> pada kuadran I sehingga menghasilkan strategi utama SO (<em>Stength-Opprtunity</em>) dengan prioritas ranking I adalah menjalin kerja sama antara <em>Stakeholder</em> dengan investor dalam penambahan fasilitas dan kegiatan wisata berbasis alam yang menarik sekaligus mengedukasi seperti <em>camping, outbound, </em>susur sungai, <em>event </em>mengenalkan sejarah/kebudayaan Bayanan yang terkait dengan tujuan <em>Sustainable Development Goals </em>(SDGs) nomor 6, 8, dan 15 untuk mencapai keberlanjutan ekowisata.</p> Helena Joan Noven, Lia Kusumaningrum, Irfan A.N Copyright (c) 2023 Helena Joan Noven, Lia Kusumaningrum, Irfan A.N https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/463 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 Potensi Ekologis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Jenis Tumbuhan Pewarna Alami di Desa Adat Boti Kecamatan Kie Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/458 <p>Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi ekologis hasil hutan bukan kayu jenis tumbuhan pewarna alami serta upaya konservasi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Adat Boti. Penelitian ini menggunakan metode analisis vegetasi (<em>purposive sampling</em>) dan wawancara (<em>snowball </em><em>sampling</em>). Berdasarkan hasil penelitian di sekitar kawasan hutan di Desa Adat Boti, terdapat 5 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pewarna alami tenun ikat yaitu Mengkudu (<em>Morinda citrifolia</em>) 182,49%, Loba (<em>Symplocos </em>sp.) 147,56% memiliki potensi banyak sehingga harus dipertahankan terus. Sedangkan jenis Tarum (<em>Indigofera tinctoria</em>) 51,77%, Arbila (<em>Phaseolus lunatus </em>L.) 34,57% dan Kunyit (<em>Curcuma longa</em>) 20,30% sesuai dengan syarat tumbuh. Namun dilihat dari pertumbuhannya sampai tingkat semai sehingga potensinya semakin berkurang maka harus di budidayakan kembali. Tumbuhan pewarna di Desa Adat Boti paling banyak ditemukan pada tingkat kemiringan lereng 0-45% dan tingkat ketinggian 200 sampai &gt; 500 mdpl . Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi tingkat kepunahan spesies tersebut yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya membudidayakan tumbuhan sehingga dapat dimanfaatkan jangka panjang dan ketersediaan bahan baku pewarna alami dan habitat hidup tumbuhan lainnya akan tetap lestari.</p> Francisca Vainalia Lalur, Ludji Michael Riwu Kaho, Wilhelmina Seran Copyright (c) 2023 Francisca Vainalia Lahur, Ludji Michael Riwu Kaho, Wilhelmina Seran https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/458 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Pemberian Kolkisin dengan Drop Method terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba) https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/409 <p>Jabon merupakan salah satu jenis tanaman yang sedang populer dibudidayakan oleh masyarakat dan industri pemasok kayu. Kolkisin merupakan senyawa alkaloid yang memiliki kemampuan membentuk tanaman yang poliploid. Sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas Jabon maka diperlukan adanya terobosan baru. Salah satunya dengan pemberian <em>colchicine </em>pada bibit jabon. Perlakuan kolkisin pada penelitian ini sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas jabon maka diperlukan adanya terobosan baru. Salah satunya dengan pemberian kolkisin pada bibit Jabon. Jumlah perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 perlakuan dengan 45 kali jumlah ulangan pada setiap perlakuannya. Untuk 4 perlakuan diberi kosentrasi <em>colchicine </em>dengan kosentrasi yang berbeda-beda (0,5 mg/l, 1,0 mg/l, 1,5 mg/l, dan 2,0 mg/l) dan 1 perlakuan berfungsi sebagai kontrol di mana tanaman kontrol ini tidak diberi <em>colchicine</em>. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Pemberian <em>colchicine </em>dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan bibit jabon. Pengaruh pertumbuhan tersebut terjadi pada semua variabel yang diamati, baik pertambahan jumlah daun, pertumbuhan tinggi tunas maupun diameter. Empat konsentrasi <em>colchicine </em>yang diberikan, perlakuan E dengan konsentrasi 2,0 mg/l merupakan konsentrasi yang memberikan pengaruh pertumbuhan terbaik terhadap bibit Jabon.</p> Arniani Anwar, Evelin Anggelina Tanur, Descarlo Worabai, Laswi Irmayanti, Reyna Ashari, Ahmad Baiquni Rangkuti Copyright (c) 2023 Arniana Anwar, Evelin Anggelina Tanur, Descarlo Worabai, Laswi Irmayanti, Reyna Ashari, Ahmad Baiquni Rangkuti https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/409 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 Karakter Morfologi dan Habitat Ekidna Moncong Panjang Barat (Zaglossus bruijnii) di Sekitar Taman Wisata Alam Bariat, Sorong Selatan https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/470 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi dan vegetasi habitat <em>Zaglossus bruijnii</em> di sekitar kawasan konservasi TWA Beriat. Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Taman Wisata Alam Beriat dan tiga wilayah hutan yang berbatasan dengan kawasan TWA Beriat yaitu Srer, Aibobor dan Wehali. Hasil penelitian menunjukkan <em>Zaglossus bruijnii</em> yang ditemukan merupakan suatu laporan distribusi baru di wilayah Papua Barat. Variasi unik dari morfologi <em>Zaglossus Bruijnii</em> yang ditemukan dalam penelitian ini adalah variasi jumlah cakar pada kaki depan. Dari ketiga individu yang ditemukan dua individu memiliki tiga cakar depan dengan dua cakar tereduksi dan satu individu memiliki empat cakar depan dengan satu cakar tereduksi. Kondisi habitat <em>Zaglossus bruijnii</em> di Sekitar TWA Beriat, Sorong Selatan beradara di daratan rendah dengan tipe ekosistem karst. Hal menunjukkan bahwa habitat <em>Zaglossus bruijnii</em> di Papua Barat sangat bervariasi.</p> Fajar Fitrah Darmawan Darwis, Hormes Ulimpa, Mohamad Rizki Riadhi, Reza Saputra, Nita Yohana, Aksamina Maria Yohanita Copyright (c) 2023 Fajar Fitrah Darmawan Darwis, Hormes Ulimpa, Mohamad Rizki Riadhi, Reza Saputra, Nita Yohana, Aksamina Maria Yohanita https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/470 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 Physical Behaviour of Wood Plastice Composite Made of Recycled High-Density Polyethylene (HDPE) https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/313 <p><em>This paper investigated the physical characteristics of wood–plastic composites, which were made using recycled high-density polyethylene (HDPE) and using wood flour from Pometia sp (Matoa), Intsia sp (Merbau) and Alstonia sp (Pulai) as filler. The sawdust was taken from local furniture industry and the HDPE was collected from recycled plastic bottles of mineral water. Composite panels were made from recycled HDPE through hot-press moulding produced excellent stability based on JIS and SNI Standard, especially for moisture content and swelling characteristics. The water absorption and targeted density were also measured. In this study we found that the water absorption and the density of the composite exceeded our expectation. The composites showed high variation average for water absorption. For the swelling behavior, the value is varied from 5.74% to 25.57% after 2 hours soaking and varied between 7.56% to 28.53% after 24 hours soaking. This study has shown the composites had a high possibility to be used for interior and non-structural purposes.</em></p> Yuyu Rahayu, Wahyu Setiawan Copyright (c) 2023 Yuyu Rahayu, Wahyu Setiawan https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/313 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 Analisis Sosial Ekonomi Masyarakat Peserta Program Perhutanan Sosial Skema IPHPH di Hutan Lindung Gunung Rakutak, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Divre Jawa Barat dan Banten https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/450 <p>Selama beberapa dekade, pengelolaan hutan belum mampu mengatasi persoalan-persoalan terkait kerusakan hutan dan kemiskinan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi peserta program perhutanan sosial dengan skema Ijin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) di kawasan Hutan Lindung Gunung Rakutak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner dan wawancara terhadap responden terpilih. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh karakteristik sosial ekonomi peserta IPHPS di Kawasan Hutan Lindung Gunung Rakutak dari aspek pendapatan termasuk kategori rendah, yaitu Rp 24.714.529/tahun. Pendapatan tersebut 36,47% lebih rendah dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Bandung tahun 2021. Sebagian besar kontribusi pendapatan IPHPS didominasi pada persentase 0-20% dengan nilai Rp 0–2.500.000/tahun. Meskipun kontribusi pendapatan dari program IPHPS masih minim, namun tetap memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar hutan dilihat dari hasil analisis B/C rasio yang menunjukan nilai lebih dari 1. Hasil análisis indeks Gini, Skema IPHPS belum sepenuhnya mampu mengatasi persoalan ketimpangan pendapatan, namun masyarakat menyatakan cukup mendapatkan kesejahateraan dengan adanya program IPHPS. </p> Pujo, Mulyaningrum, Trisna Nurhayati Copyright (c) 2023 Pujo, Mulyaningrum, Trisna Nurhayati https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/450 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pola Pengelolaan Ruang Area Hutan Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Distrik Ayamaru Timur Selatan, Kabupaten Maybrat https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/500 <p>Pengelolaan ruang area hutan berbasis kearifan lokal terintegrasi dengan pendekatan tradisonal dari pengetahuan lokal masyarakat dalam pengelolaan hutan. Pada area kawasan hutan, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya kerusakan ekologis, kemiskinan dan kehancuran sistem budaya masyarakat, konflik kepentingan dan berdampak pada lingkungan yang tidak berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola penggunaan area dalam pengelolaan ruang hutan, peraturan dan juga adat istiadat yang dapat diterapkan untuk komunitas masyarakat adat di Timur Selatan Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat. Pengambilan data terdiri dari data sekunder dan data primer. Pengambilan data primer diambil dengan cara melakukan wawancara terhadap komunitas masyarakat adat. Komunitas masyarakat adat di Timur Selatan Distrik Ayamaru, di Kabupaten Maybrat, telah mempunyai area hutan untuk eksploitasi, dengan alokasi ruang untuk area budidaya atau zona pemanfaatan, area yang dilindungi (hidrologis) dan zona ekologis khusus, atau landsekap ekologis, dan dalam bahasa daerah dikenal dengan kata area ‘<em>Pamali</em>’ (<em>Mbou</em>). Tingkat keberlanjutan untuk alokasi penggunaan ruang berbasis kearifan lokal masyarakat Maybrat di Timur Selatan Distrik Ayamaru termasuk dalam kategori keberlanjutan tinggi dengan 74% area alami menjadi area yang dilindungi atau perlindungan kawasan adat.</p> Jois Kambu, Jonni Marwa, Agustinus Murdjoko Copyright (c) 2023 Jois Kambu, Jonni Marwa, Agustinus Murdjoko https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/500 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kawasan Hutan Cagar Alam Mutis, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/512 <p>Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan paku dan tingkat keanekaragamannya di kawasan hutan Cagar Alam Mutis, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana pengambilan data menggunakan metode kuadrat yaitu dengan membuat transek dan setiap transek dibagi menjadi beberapa plot pengamatan. Total titik pengambilan sampel berjumlah 16 plot dengan menggunakan 2 transek. Selanjutnya tiap satu transek dibuat masing-masing 8 plot pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 14 jenis tumbuhan Paku yang terdiri dari 5 jenis tumbuhan paku yang hidup di pohon (kategori tumbuhan epifit) dan 9 jenis tumbuhan paku yang hidup di tanah (kategori tumbuhan terestrial). Indeks keanekaragaman jenis (<em>H</em>’) tumbuhan paku epifit sebesar 1,093 dan jenis paku terestrial dengan nilai indeks keragaman <em>H</em>’ sebesar 1,169 yang secara keseluruhan masih dalam kisaran (sedang). Indeks nilai penting tertinggi tumbuhan paku epifit adalah dari jenis <em>Devalia canariensis</em> (84,30%), sedangkan tumbuhan paku terestrial adalah jenis <em>Nephrolepis biserrata </em>(70,31%).</p> Rikardus Nosi, Mamie Elsyana Pellondo'u, Pamona Silvia Sinaga Copyright (c) 2023 Rikardus Nosi, Mamie Elsyana Pellondo'u, Pamona Silvia Sinaga https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/512 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000 Keanekaragaman Jamur Ektomikoriza di Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Makbon Kabupaten Sorong https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/501 <p>Hutan produksi Makbon merupakan salah satu habitat berbagai tumbuhan jamur ektomikoriza. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah jenis jamur ektomikoriza, keanekaragaman, dominasi, dan kemerataan jenis jamur ektomikoriza yang tumbuh di area hutan produksi Makbon pada wilayah KPHP Kabupten Sorong. Metode yang digunakan yaitu Metode yang digunakan adalah metode observasi lapangan. Pengambilan data jamur ektomikoriza dibuat plot secara <em>purposive sampling</em>. Jumlah jenis jamur ektomikoriza pada hutan produksi Makbon sebanyak 33 jenis, dimana sebanyak 31 spesies jamur merupakan kelas <em>Basidiomycota</em> dan 2 spesies jamur merupakan kelas <em>Ascomycota</em> dengan 17 famili dan jumlah keseluruhan individu yaitu 1.993 individu. Jenis jamur ektomikoriza terbanyak yaitu jamur <em>Trametes </em>sp² sebanyak 197 individu (9,885%), dan paling sedikit yaitu jamur <em>Clitocybe discolor </em>berjumlah 17 individu (0,853%). Indeks keanekaragaman jenis jamur ektomikoriza di hutan produksi Makbon dalam kategori sedang yaitu 1,4059. Indeks dominasi jenis dalam kategori rendah yaitu 0,0501 dan indeks kemerataan jenis dalam kategori tinggi yaitu 0,9259, Kondisi ini menunjukkan bahwa jamur ektomikoriza yang terdapat di hutan produksi Makbon menyebar secara merata, kecuali jenis <em>Ramaria strcrita</em>.</p> Erni, Ponisri, Fajrianto Saeni, Anif Farida Copyright (c) 2023 Erni, ponisri ponisri, Fajrianto Saeni, Anif Farida https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnalpapuaasia.unipa.ac.id/index.php/jurnalpapuasia/article/view/501 Sat, 30 Dec 2023 00:00:00 +0000