Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Berasosiasi dengan Tiga Jenis Tegakan Pohon Asal Papua

Authors

  • Mutakim Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari
  • Julius Dwi Nugroho Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari
  • Jacobus Wanggai Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari
  • Aditya Rahmadaniarti Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari
  • Mahmud Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari

DOI:

https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss2.363

Keywords:

Dracontomelon edule, fungi mikoriza arbuskula (FMA), Palaquium amboinensis, kolonisasi FMA, Vatica papuana

Abstract

Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) mempunyai peran aktif dalam membantu pertumbuhan tanaman. Akar tanaman yang terinfeksi FMA akan memiliki kemampuan penyerapan unsur hara dan air dari dalam tanah lebih baik. FMA juga berperan dalam menangkal serangan penyakit pada tanaman. Keanekaragaman dan karakteristik FMA yang menginfeksi beberapa tegakan pohon di Hutan Pendidikan Anggori belum pernah dilaporkan, padahal informasi demikian penting untuk pengembangan pembudidayaan jenis-jenis lokal seperti Dracontomelon edule, Vatica Papuana dan Palaqium amboinensis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi apakah jenis-jenis tanaman tersebut berasosiasi dengan FMA. Eksplorasi dilakukan dengan mengisolasi spora dari rhizosfir tanaman menggunakan metode tuang dan saring basah sedangkan kolonisasi FMA pada akar tanaman dilakukan menggunakan metode pewarnaan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga genus FMA yaitu: Acaulospora, Glomus dan Gigaspora pada rizofir ketiga jenis tanaman kehutanan tersebut. Persen kolonisasi tertinggi dijumpai pada Palaquium amboinensis (35%), sedang pada Dracontomelon edule (19%) dan rendah pada Vatica papuana (8%).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anasis AM, Sari MYAR. 2015. Perlindungan indikasi geografis terhadap Damar Mata Kucing (Shorea javanica) sebagai upaya pelestarian hutan (studi di Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung). Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 4(22): 566–593.

Arifin AJ, Budi P, Kurniawan S. 2020. Keragaman jenis dan populasi Mikoriza arbuskula dalam berbagai kelompok umur Pinus tumpangsari kopi di Ub Forest. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 8(1): 9–17. doi: 10.21776/ub.jtsl.2021.008.1.2.

Bonfante P, Genre A. 2010. Mechanisms underlying beneficial plant-fungus interactions in Mycorrhizal symbiosis. Nature Communications, 1(4): 1–11. doi: 10.1038/ncomms1046.

Brearley FQ. 2012. Ectomycorrhizal associations of the Dipterocarpaceae. Biotropica, 44(5): 637–48. doi: 10.1111/j.1744-7429.2012.00862.x.

Brundrett M. 2004. Diversity and classification of mycorrhizal associations. Biological Reviews of the Cambridge Philosophical Society, 79(3): 473–95. doi: 10.1017/S1464793103006316.

Brundrett, M, Bougher N, Dell B, Grove T, Malajczuk N. 1996. Working with mycorrhizas in forestry and agriculture. Canberra: Australian Centre for International Agricultural Research.

Cahyani NKMD, Nurhatika S, Muhibuddin A. 2014. Eksplorasi Mikoriza vesikular arbuskular (MVA) indigenous pada tanah aluvial di Kabupaten Pamekasan Madura. Sains dan Seni Pomits, 3(1): 2337-3520. DOI: 10.12962/j23373520.v3i1.5525.

Chauhan S, Kaushik S, Aggarwal A. 2013. AM fungal diversity in selected medicinal plants of Haryana, India. Botany Research International, 6(2): 41-46. DOI: 10.5829/idosi.bri.2013.6.2.2939.

da Silva IR, de Mello CMA, Neto RAF, da Silva DKA, de Melo AL, Oehl F, Maia LC. 2014. Diversity of Arbuscular mycorrhizal fungi along an environmental gradient in the Brazilian Semiarid. Applied Soil Ecology, 84: 166–75. doi: 10.1016/j.apsoil.2014.07.008.

Delvian. 2010. Keberadaan cendawan Mikoriza arbuskula di hutan pantai berdasarkan gradien salinitas. Jurnal Ilmu Dasar, 11(2): 133-142.

Published

2022-12-30

How to Cite

Mutakim, Julius Dwi Nugroho, Jacobus Wanggai, Aditya Rahmadaniarti, & Mahmud. (2022). Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Berasosiasi dengan Tiga Jenis Tegakan Pohon Asal Papua. JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA, 8(2), 297–308. https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss2.363

Issue

Section

Research Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>