Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kawasan Hutan Cagar Alam Mutis, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Rikardus Nosi; Mamie Elsyana Pellondo'u; Pamona Silvia Sinaga

doi:10.46703/jurnalpapuasia.Vol9.Iss2.512

Authors

Rikardus Nosi Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana
Mamie Elsyana Pellondo'u Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana
Pamona Silvia Sinaga Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana

DOI:

https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.Vol9.Iss2.512

Keywords:

Tumbuhan paku, epifit, terrestrial, pteridophyta, keanekaragaman

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan paku dan tingkat keanekaragamannya di kawasan hutan Cagar Alam Mutis, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana pengambilan data menggunakan metode kuadrat yaitu dengan membuat transek dan setiap transek dibagi menjadi beberapa plot pengamatan. Total titik pengambilan sampel berjumlah 16 plot dengan menggunakan 2 transek. Selanjutnya tiap satu transek dibuat masing-masing 8 plot pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 14 jenis tumbuhan Paku yang terdiri dari 5 jenis tumbuhan paku yang hidup di pohon (kategori tumbuhan epifit) dan 9 jenis tumbuhan paku yang hidup di tanah (kategori tumbuhan terestrial). Indeks keanekaragaman jenis (H’) tumbuhan paku epifit sebesar 1,093 dan jenis paku terestrial dengan nilai indeks keragaman H’ sebesar 1,169 yang secara keseluruhan masih dalam kisaran (sedang). Indeks nilai penting tertinggi tumbuhan paku epifit adalah dari jenis Devalia canariensis (84,30%), sedangkan tumbuhan paku terestrial adalah jenis Nephrolepis biserrata (70,31%).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arista, C.D.N., Widimulya, I.S.H.T., Rahma, K., dan Mulyadi. (2017). Analisis vegetasi tumbuhan menggunakan metode transek garis (line transect) di kawasan hutan lindung Lueng Angen Desa Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang. Prosiding Seminar Nasional Biotik, 5(1): 147-152. DOI: http://dx.doi.org/10.22373/pbio.v5i1.2195.

Astuti, F.K., Murningsih, dan Jurnari. (2017). Keanekaragaman jenis tumbuhan paku (pteridophyta) di jalur pendakian selo kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Jurnal Bioma, 20(1): 25-30. DOI: https://doi.org/10.14710/bioma.20.1.25-30.

Diana, P. (2021). Analisis vegetasi tumbuhan invasif di Taman Nasional Batang Gadis Resort 7 Sopotinjak Kecamatan Batang Natal Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara. [Skripsi]. Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan.

Indriyanto. (2006). Ekologi hutan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kolin, R.B. (2022). Keanekaragaman jenis-jenis tumbuhan paku (pteridophyta) di Hutan Lindung Ajaobaki Desa Ajaobaki Kecamatan Mollo Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. [Skripsi]. Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, Kupang.

Kurniawan, A. (2009). Tumbuhan Paku.Yogyakarta: Pustaka Insani Madani.

Lubis, S.R. (2009). Keanekaragaman dan pola distribusi tumbuhan paku di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatra Utara. [Tesis]. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Lugrayasa, I.N. (2004). Ekologi tumbuhan paku di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara. Proyek Pelestarian Penelitian dan Pengembangan Flora Kawasan Timur Indonesia. Bali: UPT Balai Kawasan Konservasi Tumbuhan.

Marsandi, F., Hermansah, Agustin, dan Yasin, S. (2017). Review: Keanekaragaman organisme tanah dan hubungannya dengan keanekaragaman spesies tumbuhan kawasan hutan hujan tropis Pinang-Pinang, Padang, Indonesia. Pros. Sem. Nas. Masy.Biodiv. Indonesia, 3(2): 309-318. DOI: 10.13057/psnmbi/m030305.

Neno, A., Nastiti, H.P., dan Riwu Kaho, L.M. (2020). Potensi jenis dan keragaman vegetasi kawasan agrosilvopastur di Desa Linamnutu Kecamatan Amnuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Jurnal Petrnakan Lahan Kering, 2(1): 717-716. DOI:

https://doi.org/10.57089/jplk.v2i1.218.

Odum, E.P. (1993). Dasar-dasar ekologi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Pemerintah Indonesia. (1990). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya. Kementerian Sekretaris Negara Republik Indonesia, Jakarta.

Pemerintah Indonesia. (2014). Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.3911/MENHUT-VII/KUH/2014 tentang Kawasan Hutan Dan Konservasi Perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kementerian Sekretaris Negera REpublik Indonesia, Jakarta.

Pratiwi, R.H. (2019). Studi adaptasi tumbuhan secara anatomi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim. Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Amad Dahlan, Yogyakarta.

Sandy, S.F., Pantiwati, Y., Hudha, A.M., dan Latifa, R. (2016). Keanekaragaman jenis tumbuhan Paku (Pteridophyta) di kawasan Air Terjun Lawean Sendang Kabupaten. Tulungagung. Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016. Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP Dengan Pusat Studi Lingkungan Dan Kependudukan (PSLK) UMM.

Sirami, E. (2015). Tingkat dan tipe asosiasi enam jenis paku epifit dengan pohon inang di Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari. Jurnal Kehutanan Papuasia, 1(1): 18-27. https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.Vol1.Iss1.25.

Tjitrosoepomo, G. 2023. Taksonomi tumbuhan: Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. [Edisi Revisi]. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Wanma, A.O. (2021). Struktur komunitas tumbuhan paku di hutan mangrove Distrik Teluk Etna Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat. Jurnal Kehutanan Papuasia, 7(2): 143-151.https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss2.247.