Analisis Vegetasi Pakan Lebah Madu (Apis mellifera) Asal Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya

Authors

  • Yunus Lengka Program Studi Kehutanan Sekolah Program Pasca Sarjana Universitas Papua Manokwari Provinsi Papua Barat
  • Soetjipto Moeljono Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari
  • Agustinus Murdjoko Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari

DOI:

https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.234

Keywords:

Analisis vegetasi, pakan, lebah wamena

Abstract

Daratan Papua memiliki keanekaragaman hayati yang unik. Keunikan tersebut disebabkan karena Papua terletak dibawah garis khatulistiwa yang terdapat hutan hujan tropis dengan keragaman species flora yang tinggi, salah satunya adalah lebah madu. Masyarakat Lembah Baliem Wamena Kabupaten Jayawijaya pada umumnya bermukim di dataran rendah, selah-selah gunung, di bawah kaki gunung dan diatas gunung dengan ketinggian 1.600 – 3.500 meter dari permukaan laut. Kontur yang bervariasi ini terdapat species yang heterogen, hal demikian dapat mendukung masyarakat pada umumnya untuk membudidyakan lebah madu dengan pakan yang tersedia secara alami. Madu Lembah Baliem memiliki kualitas yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia terlihat dari daya tarik pembeli dan nilai jual yang tinggi. Hal tersebut sangat bergantung pada jenis pakan yang tersedia, kadar air madu, masa panen yang terkontrol dan blending dari madu yang berasal dari polyfloral. Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui struktur dan komposisi, keragaman jenis serta dominasi vegetasi sebagai pendukung pakan lebah madu jenis Apis mellifera pada tiga zona berdasarkan ketinggian terutama pada area sekitar peternakan lebah madu dengan teknik observasi dan deskriptif. Species yang mendominasi pada zona satu: Bidens pilosa, Pittosporum ramiflorum, Piper gibbilimbum, Grevilea papuana dan Schefflera actinophylla. Zona kedua: Crotalaria juncea, Bidens pilosa, Wendlandia paniculata, Pittosporum ramiflorum dan Grevilea papuana. Zona ketiga: Calliandra calothyrsus, Brugmansia suaveolens, Casuarina oligodon, dan Falcatarua moluccana. Vegetasi pada zona lembah memberikan perbedaan yang sangat jauh baik dalam hal jumlah maupun jenisnya tetapi jauh lebih baik kerpatan vegetasi pada vegetasi ada di zona antara dan pegunungan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Beehler BM, Pratt TK and Zimmerman AD. 1986. Birds of New Guinea. Handbook No. 9 of the Wau Ecology Institute, Wau PNG-Princeton University.

Hermita N. 2014. Inventarisasi tumbuhan pakan lebah madu hutan di Desa Ujung Kaya Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Jurnal Agroekotek, 6(2): 123 – 135.

Ismaini L, Masfiro L, Rustandi dan Sunandar D. 2015. Analisis komposisi dan keanekaragaman tumbuhan di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Jurnal Biodiversitas, (6): 1397-1402.

Kahono S, Rosanti J dan Ubaidillah R. 1993. Studi pendahuluan lebah madu Apis cerana F. di beberapa daerah di Kecamatan Wamena dan sekitarnya, Jayawijaya. (Preliminary study on honeybees (Apis cerana F.) in Wamena). Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Hayati 1992/1993. Bogor 14 Juni 1993. Puslitbang Biologi LIPI, Bogor. him. 173-181.

Krebs CJ. 1994. Ecology, The Experimental Analysis of Distribution and Abundance, New York: Addison Wesley Education Publishers.

Kusumo A, Bambang AN, Izzati M. 2016. Struktur vegetasi kawasan Hutan Alam dan Hutan Terdegradasi di Taman Nasional Tesso Nilo. Jurnal Ilmu Lingkungan, 14(1): 19–26.

Marsono DJ dan Surachman. 1990. Perilaku Permudaan Alam Cendana di Wanagama I. Buletin. II Instiper. 1(1).

Martono DS. 2012. Analisis vegetasi dan asosiasi antara jenis-jenis pohon utama penyusun hutan tropis dataran rendah di Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat. Jurnal Agri-Tek, 13 (2) p.

Partomihardjo T. 1991. Analisis vegetasi hutan sekitar Air Garam, Jayawijaya. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Hayati 1990/1991. Puslitbang Biologi, LIPI, Bogor.

Petocs RG and de Fretes. 1983. Mammals of the Reserve in Irian Jaya. WWF/IUCN Project 1528 Special Report. Jayapura.

Petocz RG. 1989. Conservation and Development in Irian Jaya. A Strategy for Rational Resource Utilization. EJ Brill. Leiden.

Purwanto Y. 2003. Studi etnoekologi masyarakat Dani-Baliem dan perubahan lingkungan di Lembah Baliem, Jayawijaya, Irian Jaya. Berita Biologi, 6 (5): 661-678.

Sahwan FL. 1989. Konservasi dan penangkaran Lebah Apis Mellifera L., di Jayawijaya, Irian Jaya.

Scott F, Parker F and Menzies JI. 1977. A Checklist of Amphibians and Reptiles of Papua New Guinea: Wldlife in Papua New Guinea. PNG Wildlife Publications.

Soerianega I dan Indrawan A. 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Institute Pertanian Bogor. Bogor.

Windi. 2020. Pengaruh naungan terhadap pertumbuhan bibit Kaliandra (Calliandra calothyrsus). Palembang.

Published

2021-06-30

How to Cite

Yunus Lengka, Soetjipto Moeljono, & Agustinus Murdjoko. (2021). Analisis Vegetasi Pakan Lebah Madu (Apis mellifera) Asal Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya. JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA, 7(1), 10–25. https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.234

Issue

Section

Research Articles